Rancangbangun Alat Komunikasi Preventif Gelombang Radio
Seperti yang telah diketahui bahwa sistem radio yang kita kenal ada dua macam, yaitu pemancar (transceiver) dan penerima (receiver). Pemancar digunakan untuk menampung dan mengolah segala informasi yang dibutuhkan (berupa musik, komunikasi dan lain-lain) untuk kemudian diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan dipancarkan keudara melalui sistem pemancar (antena). Penerima berfungsi untuk menerima gelombang yang dipancarkan oleh pemancar untuk kemudian memilih dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat didengar sesuai dengan suara yang ditangkap oleh sistem penerima. Jadi gelombang radio adalah sebagai pembawa informasi dari pemancar ke penerima.
Band frequensi
Gelombang elektromagnetik (gelombang radio) yang dipancarkan ke udara melalui antena pemancar akan memiliki kecepatan, frequensi dan panjang gelombang tertentu.
Gelombang radio yang dipancarkan di udara ini secara bersamaan akan bertemu dengan gelombang elektromagnetik lainnya, sehingga tidak menghilangkan kemungkinan akan terjadi saling mengganggu. Untuk mengatasi hal ini dilakukan alokasi frequensi menurut masing-masing jalur yang digunakan. Secara internasional, pembagian alokasi frequensi radio itu meliputi 10kHz sampai 40GHz, atau terbagi dalam 7 daerah frequensi seperti pada tabel 1.0.
Propagasi gelombang radio
Propagasi gelombang radio hampir terjadi pada semua daerah frequensi, baik frequensi rendah maupun frequensi sangat tinggi. Dan propagasi gelombang elektromagnetik (gelombang radio) itu dapat berupa gelombang langsung, gelombang pantulan bumi, gelombang troposfir, gelombang pembiasan troposfir, gelombang pemancaran trofosfir, gelombang pantulan ionosfir maupun gelombang pemancaran ionosfir.
Ionosfir merupakan lapisan partikel-partikel gas bermuatan listrik dan berada di sekeliling bumi meluas dari 60 mil sampai 250 mil di atas permukaan bumi, sedangkan troposfir berada dibawahnya.
Gelombang Langsung adalah gelombang yang berasal dari pemancar yang langsung diterima oleh antena penerima tanpa terhalang sedangkan Gelombang Pantulan Tanah adalah gelombang yang diterima antena penerima yang berasal dari tanah akibat pancaran gelombangdari antena pemancar
Fading
Fading yaitu pengaruh naik turunnya isyarat radio ketika sampai pada penerima, sehingga daya yang bisa dihasilkan oleh penerima menjadi tidak stabil, kadang kuat dan kadang lemah.
Peristiwa terjadinya fading sebenarnya akibat isyarat langsung dan tak langsung. Bila keduanya sampai pada penerima dalam keadaan yang sefasa, keduanya akan saling memperkuat sehingga daya terima pesawat menjadi bagus. Tetapi bila keduanya sampai pada penerima dalam kondisi tidak sefasa, satu sama lain akan memperlemah sehingga daya penerima menjadi kecil.
Keadaan sebagaimana di atas sebenarnya karena pengaruh perubahan lapisan E dan F. Kedua lapisan ini umumnya dalam kondisi tidak tetap, selalu berubah-ubah setiap saat. Perubahan itu jelas mempengaruhi jalannya gelombang radio. Akibatnya kedua gelombang itu senantiasa saling berubah fasa terhadap satu sama lain.
Bentuk Tranceiver
Suatu kelompok amatir hanya menggunakan operasi radionya melalui stasiun relai (repeater), sehingga perangkatnya disesuaikan dengan kegunaan tersebut. Pada pengoperasiannya hanya diperlukan sistem modulasi frequensi dengan daya pancar antara 1 sampai 10 W.
Untuk antena rumah, digunakan antena dengan pola radiasi berbentuk lingkaran seperti antena ground-plane atau antena Yagi yang lebih terarah, maka diperlukan rotor antena. Yang cukup baik adalah sekumpulan pemancar yang menggunakan beberapa antena Yagi atau menggunakan antena omnidirectional (pola radiasi segala arah).
Kelompok kedua dari pencinta radio amatir adalah kelompok yang tidak puas operasi relai. Amatir ini tidak menginginkan frequensi yang tetap, tetapi dapat memilih frequensi dengan bebas didalam jalur 2-m, yaitu 144 sampai 146 MHz. Dengan demikian, selain menggunakan sistem Frequensi Modulasi (FM) dapat juga dengan sistem Single Side Band (SSB), dalam banyak kasus diperlukan daya pancar Radio frequensi (RF) sebesar 10 sampai 25 W. Bila kita cukup puas dengan daya pancar sampai 3 W, maka perangkat dapat dioperasikan dalam rumah dengan catu daya ringan atau dengan baterai. Selain kemungkinan bekerja dengan stasiun relai Frequensi Modulasi (FM), Single Side Band (SSB) dapat menggunakan saluran pemancar sendiri. Pemakaian seperti ini sangat menguntungkan untuk daerah pegunungan.
Kelompok ketiga dalam bentuk transceiver adalah kelompok dengan pesawat yang secara teknik cukup canggih. Dari segi penerimaan digunakan konverter yang dapat memperkecil desah. Kebanyakan digunakan penguat Intermedia Frequensi (IF) untuk transceiver. Sistem FM (Frequensi Modulasi) tidak digunakan dalam sistem ini karena hampir seluruh transceiver High Frequensi (HF) hanya digunakan pada sistem Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave (CW). Pada pemancar dipasang transceiver High Frequensi (HF) dari 28 sampai 30 MHz kejalur 2-m selebar 2 MHz (144-146 MHz). Daya keluaran yang dihasilkan antara 100 sampai 500 W atau lebih.
Amatir radio dengan peralatan stasiun 2-m biasanya mempunyai hubungan luas dalam Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave (CW). Dengan antena yang sesuai, hubungan radio juga memungkinkan melalui satelit atau melalui bulan sebagai reflektornya yang disebut hubungan Earth-Mon-Earth (EME). Radio amatir yang mengoperasikan stasiun seperti ini lebih sedikit dibanding stasiun dengan radio relai.
Komunikasi gelombang langit semula hanya digunakan melalui Continuous Wave (CW), saat ini dimungkinkan juga melalui pengiriman Single Side Band (SSB). Jarak yang dapat dilalui antara 1000 dan 2000 km. Hasil serupa dapat juga dicapai melalui teknik “Meteor-Scatter”. Dimana meteor berfungsi sebagai reflektor. Pada teknik penghubungan ini, harus tersedia daya pancaran yang cukup besar (950 sampai 1000 W). Jika dibandingkan dengan sistem pemantulan gelombang langit, perbedaannya cukup jauh.
Selain kelompok-kelompok diatas, terdapat kelompok lain yaitu amatir radio pada jarak 11-m. Kelompok ini disebut sebagai kelompok Citizen Band (CB). Jika pernah menggunakan radio 11-m, dapat memastikan bahwa jarak pemancaran dan penerima dengan menggunakan peralatan normal cukup pendek, tergantung pada daya pancar dan posisinya, jarak pancar sekitar 1 sampai 20 km.
Meningkatnya penggemar komunikasi di jalur 11-m disebabkan oleh karena harga perangkatnya cukup murah dan dapat dibeli tanpa memerlukan ujian lisensi khusus. Akan tetapi fasilitas yang diperoleh tidak dapat dibandingkan dengan amatir radio 2-m atau 11-m yang berlisensi. Dengan memiliki lisensi, amatir radio dapat mempunyai radio dengan daya pancar lebih tinggi pada jalur High Frequensi (HF), Very High Frequensi (VHF), dan Ultra High Frequensi (UHF)
Rangkaian Pada Masing-masing Tingkat Penerima
Empat puluh sampai lima puluh tahun yang lalu, dibutuhkan tabung hampa untuk merakit pre-amplifie, Amplifier Audio Frequensi (AF), atau untuk merakit pemancar AM (Amplitude Modulation). Peralatan radio amatir seperti itu, saat ini sudah tidak digunakan. Saat ini penerima harus mempunyai kepekaan dan selektivitas yang tinggi, ketetapan modulasi silang. Frequensi cermin pada penerima dan dituntut sekurang-kurangnya mempunyai sistem Frequensi Modulasi (FM), Single side Band (SSB), dan Continuous Wave (CW). Untuk pemancar selain mempunyai daya keluaran tinggi juga stabilitas yang baik, dan ketetapan penyetelan dari seluruh sistem di atas. Selain itu, kita juga sering menginginkan pengadaan catu daya universal, tampilan frequensi digital dan sistem pelayanan pemakaian yang canggih serta bentuk “Millitarry-Look”, S-meter pada penerima, dan tampilan daya keluaran pada pemancar.
Antena Multiband HF
Telah lebih dari 40 tahun dipole G5RV dikenal di dunia sebagai antena multiband HF (High Frequensi). Untuk kerja yang baik, tidak terlalu panjang, murah, praktis dan serba-guna adalah alasan mengapa antena ini menjadi populer.
Dirancang pertama kali pada tahun 1946 oleh Louis Varney, callsign G5RV, seorang amatir radio Inggris (wafat 28 Juni 2000 pada usia 89 tahun). Praktis karena panjang bentangan hanya 102 feet dan pada tengahnya diberi "matching section" berupa "open wire" sepanjang 34 feet kebawah. Dengan adanya interaksi antara "radiating section" dan "matching section" membuat antena ini mudah untuk di "match" pada semua band dari 80 sampai 100 meter dengan bantuan antena tuner yang sederhana sekalipun. Walaupun ukurannya lebih pendek, tetapi jangkauannya setara dengan dipole pada band 80 dan 40 meter. Untuk jarak jauh mempunyai 4 sampai 6 "low angle lobes" yang mencakup seluruh arah.
http://sultan-elektro.blogspot.com/2009/04/rancangbangun-alat-komunikasi-preventif.html